Sabtu, 31 Agustus 2013

Hmmmmm.......Ayam atau Bebek Ya ????

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhanm Kuek!Kuek!

“Dengar,” kata si istri, “Itu pasti suara ayam”.

“Bukan, bukan itu. Itu suara bebek,” kata si suami.

“Nggak, aku yakin itu ayam,” si istri bersikeras.

“Mustahil. Suara ayam itu ‘kukuruyuuukkk’, bebek itu ‘kuek! Kuek!.
Itu bebek, saying.’ Kata si sami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

“Kuek! Kuek! Terdengar lagi

“Nah, tuh! Itu suara bebek”, kata si suami.

“Bukan, sayang……Itu ayam! Aku yakin betul! Tandas si istri, sembari menghentakkan kaki.

“Dengar ya! Itu a..da…lah…be……bek, B-E-B-E-K. Bebek!Tahu?!” si suami berkata dengan gusar.

“Tetapi itu ayam”! masih saja si istri bersikeras.

‘Itu jelas-jelas bue……bek! Kamu ini……Kamu ini….!

Terdengar lagi suara “Kuek! Kuek!” sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannnya.

Si istri sudah hampir menangis, “Tetapi itu Ayam….”

Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, teringan kenapa dia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, “Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar, itu memang suara ayam kok.

“Terima kasih, Sayang”. Kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya.

“kuek!Kuek! terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar bahwa : siapa sih yang peduli ayam atau bebek? Yang penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. Berapa banyak pernikahan yang hancur gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal “ayam atau bebek”

Ketika kita memahami cerita tersebut, kita ingat apa yang menjadi prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting daripada mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak, bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah??


Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetic sehingga bersuara seperti bebek? hahaha bisa aja neh.

Sumber : Cinta dan Komitmen

MAKNA CINTA SEJATI

Masalah dalam percintaan dimulai saat buyarnya fantasi, kekecewaan bisa sangat menyakiti kita. Pada cinta asmara, kita tidak benar-benar mencintai pasangan kita, kita hanya mencintai cara mereka yang membuat kita tersentuh. Yang kita cintai adalah “sengatan” yang kita rasakan dalam kehadiran mereka. Itulah sebabnya, ketika mereka tak ada, kita merindukannya dan meminta dikirimi sebotol……! Seperti sengatan lainnya, tak berapa lama pun akan berlalu.

Cinta sejati adalah cinta yang tak mementingkan diri sendiri. Kita hanya peduli kepada orang lain. Kita berkata kepada mereka, “pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu, apapun yang kamu mau, lakukan!” dan kita bersungguh-sungguh dengan perkataan itu. Kita hanya ingin mereka bahagia. Cinta sejati itu langka.

Banyak dari kita suka berpikir bahwa hubungan istimewa kita adalah cinta sejati, bukan cinta asmara.berikut ini adalah sebuah tes untuk menilai cinta anda termasuk jenis yang mana.

Pikirkanlah pasangan anda. Bayangkan wajahnya di benak anda. Kenanglah hari anda bertemu dengannya dan saat-saat indah bersamanya. Sekarang bayangkan anda menerima sepucuk surat dari pasangan anda. Surat itu memberitahu anda bahwa si dia telah jatuh hati kepada sahabat anda, dan mereka telah pergi untuk hidup bersama.bagaimana perasaan anda????

Jika cinta anda cinta sejati, anda akan begitu bergetar bahwa pasangan anda telah menemukan orang yang lebih baik dari diri anda, dan dia bahkan sekarang lebih bahagia. Anda akan merasa gembira karena pasangan anda dan sahabat anda dapat berbagi hidup bersama-sama. Anda akan sangat gembira karena mereka saling mencintai. Bukankah kebahagiaan pasangan anda adalah hal yang terpenting dalam cinta sejati anda???

CINTA SEJATI ITU LANGKA.

Seorang ratu tengah melihat keluar jendela istananya ke arah seseorang yang sedang berjalan untuk menerima dana makanan di kota. Raja melihatnya dan menjadi cemburu terhadap kesetiaan sang ratu kepada sang petapa agung. Dia memarahi sang ratu dan menuntutnya untuk mengatakan siapa yang lebih dicintai sang ratu, laki2 tersebut atau suaminya. Sang ratu adalah orang yang bijaksana dan setia, tetapi pada saat itu anda harus sangat hati-hati jika suami anda adalah seorang raja.hilang kepala, berarti hilang kepala betulan. Sang ratu ingin menjaga kepalanya tetap utuh, maka dia menjawab dengan kejujuran yang tak terbantahkan, “SAYA MENCINTAI DIRI SAYA SENDIRI LEBIH DARI KALIAN SEMUA”.

SUMBER : CINTA DAN KOMITMEN


Apa Sakit Itu Salah???

Jatuh sakit itu lumrah. Pada kenyataanya aneh jika kita tidak pernah jatuh sakit dalam hidup kita. Jadi, mengapa. Tanya diri kita, saat ke dokter, kita bilang “ada sesuatu yang  tidak beres dengan diri saya dok??? Padahal, akan ada yang  tidak beres jika kita tidak pernah sakit sama sekali. Jadi, orang yang waras seharusnya bilang, “saya beres – beres saja, dok, saya sakit lagi nih!”

Kapanpun kita menganggap penyakit sebagai sesuatu yang salah, kita akan menambah ketegangan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, bahkan juga rasa bersalah, ke puncak kesengsaraan.

Berapa banyak dari kita yang menjadi merasa bersalah manakala kita sakit??

Seorang biksu  telah menderita suatupenyakit yang  tak dikenal selama beberapa tahun. Dia menghabiskan hari demi harinya, minggu demi minggu, berbaring diranjang sepanjang hari, terlalu lemah bahkhan hanya untuk berjalan keluar kamar. Pihak wihara itu telah membiayai berbagai jenis pengobatan, baik medis maupun alternatif, dalam upaya penyembuhannya, tetapi tampaknya tak ada yang berhasil. Ketika dia merasa sedikit membaik, dia berjalan terhuyung-huyung beberapa langkah, lalu tumbang lagi berminggu-minggu. Para sahabat sering berfikir bahwa dia akan segera meninggal.

Suatu hari, kepala wihara yang bijaksana mendapatkan ilham mengenai masalah ini. Jadi, dia pergi ke kamar biksu yang sakit itu. Biksu yang terbaring itu menatap kepala wihara dengan tatapan yang pasrah.
“Saya datang kesini”, kata kepala wihara. ‘atas nama seluruh biarawan dan biarawati di wihara ini, juga seluruh umat penyantun kita. Atas nama seluruh orang yang peduli dan menyayangimu, saya datang untuk memberimu izin untuk mati. Kamu tidak harus sembuh.

Mendengar kata – kata itu, si biksu sakit terisak. Dia telah berupaya keras untuk sembuh. Teman-temanya telah banyak membantu demi kesembuhanya, sehingga dia tidak mau mengecewakan mereka. Dia merasa begitu gagal, begitu bersalah, karena tak kunjung sembuh. Saat mendengar kata-kata kepala wihara, seketika dia merasa terbebas untuk menjadi orang sakit, bahkan bebas untuk mati. Dia tak perlu lagi berjuang demikian keras untuk menyenangkan teman-temanya. Kelegaan itu membuatnya menangis.
Menurut anda, apa yang akan terjadi???? Semenjak hari itu, kesehatannya membaik.

Sambutlah rasa sakit dan izinkannya untuk datang, karena dengan itu, rasa sakit itu akan pergi.


Sumber : Ajan Brahm, Spirituality and Health Magazine,USA.