Senin, 07 April 2014

Hidup itu seperti SEPOTONG ROTI

Hidup itu seperti sepotong roti. Berawal dari bagian-bagian tak berarti jika hanya berdiri sendiri. Terigu, telur, mentega, gula, ragi dan lainnya. Tapi ketika itu semua disatukan dan diproses, menjadi kudapan bernilai tinggi.

Tantangan pertama yang dihadapi dalam kehidupan roti adalah perlakuan "kasar". Diaduk, diputar, diremas, dibanting, diuleni terus menerus. Anehnya, perlakuan ini ternyata tidak membuatnya menjadi rusak, tapi malah membuatnya tambah menyatu. Perlakuan kasar ini malah membuatnya menjadi lebih lembut dan kalis.

Setelah menyatu, adonan dibiarkan atau bahkan kadang ditutup dengan kain basah, sampai mengembang. Seperti itulah mereka yang berhasil melewati fase penyatuan, berkembang menjadi besar. Individu yang tetap sendiri, tak dapat penambahan nilai selain dirinya sendiri. Tak bisa kita pungkiri, ada sebagian diantara kita gagal berkembang, mungkin karena gagal berkembang, mungkin karena gagal dalam tahap penyatuan yang penuh tekanan itu.

Tantangan tak berhenti sampai disitu. Cobaan berikutnya dalam kehidupan roti adalah dipotong-potong sesuai bentuk yang diinginkan. Dicabik, dipotong, digiling lagi. Tapi hal ini pun tidak membuatnya rusak. Ternyata proses inilah yang menjadikan tiap individu roti mulai mendapatkan identitasnya. Apakah sebagai long john, roti kasur, kadet, donat atau yang lainnya.

Puncak tantangan pada roti adalah diproses berikutnya yaitu dipanggang atau digoreng. Tempaan dengan panas yang luar biasa ini membuat roti semakin matang dan berkembang. Warnanya pun berubah menjadi lebih menarik, tidak lagi pucat.

Hanya yang berhasil melalui semua proses ini, mulai dari diputar dan dibanting, didiamkan bahkan ditutup, dipotong, dicabik dan digilling. Lalu pada akhirnya ditempa dengan panas yang tinggi. Akan berkembang dengan sempurna dan matang, lalu kemudian dihias dengan cantik.

Maka jika sedang merasa diacak-acak hidup ini, diputar-putar kepala ini, campur aduk rasanya tidak karuan, dibanting berkali-kali, mungkin itu tandanya kita sedang berproses menjadi lebih lembut namun kuat.

Jika sedang merasa pengap, ditutup dengan kain basah, ditinggalkan begitu saja. Berbahagialah, itu tandanya kita sedang mengembangkan diri seperti adonan roti tadi.

Jika sedang merasa dipotong, dicabik dan digilas. Nikmati saja, karena itu artinya sedang diberi identitas, menjadi unik dibedakan dengan yang lain.

Dan jika ada tempaan panas dan tekanan yang luar biasa. Bersabarlah sedikit lagi, karena inilah proses pematangan dan pengembangan diri untuk menjadi sempurna. Hanya yang berhasil lolos dari ujian ini pada akhirnya dihias dengan cantik.


Sumber : Nurul Hayat, Edisi 122 Maret 2014, Hal.44