Sabtu, 31 Agustus 2013

Apa Sakit Itu Salah???

Jatuh sakit itu lumrah. Pada kenyataanya aneh jika kita tidak pernah jatuh sakit dalam hidup kita. Jadi, mengapa. Tanya diri kita, saat ke dokter, kita bilang “ada sesuatu yang  tidak beres dengan diri saya dok??? Padahal, akan ada yang  tidak beres jika kita tidak pernah sakit sama sekali. Jadi, orang yang waras seharusnya bilang, “saya beres – beres saja, dok, saya sakit lagi nih!”

Kapanpun kita menganggap penyakit sebagai sesuatu yang salah, kita akan menambah ketegangan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, bahkan juga rasa bersalah, ke puncak kesengsaraan.

Berapa banyak dari kita yang menjadi merasa bersalah manakala kita sakit??

Seorang biksu  telah menderita suatupenyakit yang  tak dikenal selama beberapa tahun. Dia menghabiskan hari demi harinya, minggu demi minggu, berbaring diranjang sepanjang hari, terlalu lemah bahkhan hanya untuk berjalan keluar kamar. Pihak wihara itu telah membiayai berbagai jenis pengobatan, baik medis maupun alternatif, dalam upaya penyembuhannya, tetapi tampaknya tak ada yang berhasil. Ketika dia merasa sedikit membaik, dia berjalan terhuyung-huyung beberapa langkah, lalu tumbang lagi berminggu-minggu. Para sahabat sering berfikir bahwa dia akan segera meninggal.

Suatu hari, kepala wihara yang bijaksana mendapatkan ilham mengenai masalah ini. Jadi, dia pergi ke kamar biksu yang sakit itu. Biksu yang terbaring itu menatap kepala wihara dengan tatapan yang pasrah.
“Saya datang kesini”, kata kepala wihara. ‘atas nama seluruh biarawan dan biarawati di wihara ini, juga seluruh umat penyantun kita. Atas nama seluruh orang yang peduli dan menyayangimu, saya datang untuk memberimu izin untuk mati. Kamu tidak harus sembuh.

Mendengar kata – kata itu, si biksu sakit terisak. Dia telah berupaya keras untuk sembuh. Teman-temanya telah banyak membantu demi kesembuhanya, sehingga dia tidak mau mengecewakan mereka. Dia merasa begitu gagal, begitu bersalah, karena tak kunjung sembuh. Saat mendengar kata-kata kepala wihara, seketika dia merasa terbebas untuk menjadi orang sakit, bahkan bebas untuk mati. Dia tak perlu lagi berjuang demikian keras untuk menyenangkan teman-temanya. Kelegaan itu membuatnya menangis.
Menurut anda, apa yang akan terjadi???? Semenjak hari itu, kesehatannya membaik.

Sambutlah rasa sakit dan izinkannya untuk datang, karena dengan itu, rasa sakit itu akan pergi.


Sumber : Ajan Brahm, Spirituality and Health Magazine,USA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar