Jatuh sakit itu lumrah. Pada kenyataanya aneh jika
kita tidak pernah jatuh sakit dalam hidup kita. Jadi, mengapa. Tanya diri kita,
saat ke dokter, kita bilang “ada sesuatu yang
tidak beres dengan diri saya dok??? Padahal, akan ada yang tidak beres jika kita tidak pernah sakit sama
sekali. Jadi, orang yang waras seharusnya bilang, “saya beres – beres saja,
dok, saya sakit lagi nih!”
Kapanpun kita menganggap penyakit sebagai sesuatu yang
salah, kita akan menambah ketegangan yang sebenarnya tidak perlu terjadi,
bahkan juga rasa bersalah, ke puncak kesengsaraan.
Berapa banyak dari kita yang menjadi merasa bersalah
manakala kita sakit??
Seorang biksu telah menderita suatupenyakit yang tak dikenal selama beberapa tahun. Dia menghabiskan
hari demi harinya, minggu demi minggu, berbaring diranjang sepanjang hari,
terlalu lemah bahkhan hanya untuk berjalan keluar kamar. Pihak wihara itu telah
membiayai berbagai jenis pengobatan, baik medis maupun alternatif, dalam upaya
penyembuhannya, tetapi tampaknya tak ada yang berhasil. Ketika dia merasa
sedikit membaik, dia berjalan terhuyung-huyung beberapa langkah, lalu tumbang
lagi berminggu-minggu. Para sahabat sering berfikir bahwa dia akan segera
meninggal.
Suatu hari, kepala wihara yang bijaksana mendapatkan
ilham mengenai masalah ini. Jadi, dia pergi ke kamar biksu yang sakit itu. Biksu
yang terbaring itu menatap kepala wihara dengan tatapan yang pasrah.
“Saya datang kesini”, kata kepala wihara. ‘atas nama
seluruh biarawan dan biarawati di wihara ini, juga seluruh umat penyantun kita.
Atas nama seluruh orang yang peduli dan menyayangimu, saya datang untuk
memberimu izin untuk mati. Kamu tidak harus sembuh.
Mendengar kata – kata itu, si biksu sakit terisak. Dia
telah berupaya keras untuk sembuh. Teman-temanya telah banyak membantu demi
kesembuhanya, sehingga dia tidak mau mengecewakan mereka. Dia merasa begitu
gagal, begitu bersalah, karena tak kunjung sembuh. Saat mendengar kata-kata
kepala wihara, seketika dia merasa terbebas untuk menjadi orang sakit, bahkan
bebas untuk mati. Dia tak perlu lagi berjuang demikian keras untuk menyenangkan
teman-temanya. Kelegaan itu membuatnya menangis.
Menurut anda, apa yang akan terjadi???? Semenjak hari
itu, kesehatannya membaik.
Sambutlah rasa sakit dan izinkannya untuk datang, karena dengan itu, rasa sakit itu akan pergi.
Sumber : Ajan Brahm, Spirituality and Health
Magazine,USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar