Pujian
dapat menhemat uang kita, mempererat hubungan dan menciptakan kebahagiaan. Kita
perlu lebih sering menaburnya ke sekitar kita.
Orang
yang paling sulit untuk kita puja adalah diri kita sendiri. Saya dibesarkan
untuk percaya bahwa memuji diri sendiri akan membuat kita menjadi besar kepala.
Bukan begitu. Yang benar adalah menjadi besar hati. Memuji kualitas baik dari
diri kita sendiri berarti membebaskan hari dengan cara yang positif.
Saat saya
masih seorang mahasiswa, guru pertama saya memberikan sebuah nasihat untuk di
praktikkan. Awalnya beliau menanyakan apa yang pertama-tama saya lakukan begitu
bangun tidur.
“Pergi
ke kamar mandi,” kata saya
“Apa
ada sebuah cermin di kamar mandimu/” Tanya beliau
“Tentu.”
“Bagus.”
Katanya. “Nah, setiap pagi, bahkan sebelum kamu menggosok gigi, saya ingin kamu
menatap cermin dan tersenyum kepada dirimu sendiri.”
“Pak!”
saya mulai protes. “Saya ini mahasiswa. Kadang-kadang saya tidur sangat larut,
dan bangun dengan perasaan kurang enak. Pada pagi-pagi tertenru, bahkan saya
ngeri melihat wajah sendiri di cermin, boro-boro tersenyum.”
Beliau
terkekeh, menatap mata saya dan berkata, “Jika kamu tidak bisa tersenyum secara
alami, kamu dapat memakai dua jarimu, taruh di kedua sidit mulut, dan tekanlah
ke atas. Seperti ini “beliau menunjukkan caranya.
Beliau
jadi terlihat menggelikan. Saya terkekeh-kekeh melihatnya. Beliau menyuruh saya
untuk mencobanya, dan saya menurutinya.
Pada pagi
berikutnya, saya menarik turun diri saya dari tempat tidur, melangkah
terhuyung-huyung ke kamar mandi. Saya menatap diri saya di cermin. “Arrggghhh!”
itu bukan pemandangan yang manis. Sebuah senyum alami tidak bisa muncul. Jadi saya
meletakkan dua jari telunjuk di kedua sudut mulut dan menekannya ke atas. Lantas
saya melihat seorang mahasiswa muda bodoh menampilkan wajah tolonya di cermin,
dan saya tak tahan untuk tak tersenyum. Begitu muncul sebuah senyum alami, saya
melihat mahasiswa di cermin tersenyum kepada saya. Saya pun tersenyum lebih
lebar lagi, dan orang yang dicermin pun membalas dengan senyum yang lebih lebar
juga. Dalam beberapa detik, kami mengakhirinya dengan tertawa bersama-sama.
Saya terus
mempraktikkan nasihat itu setiap pagi selama 2 tahun. Setiap pagi, takk peduli
bagaimana perasaan saya saat bangun, saya segera tertawa begitu melihat diri
saya dicermin, biasanya sih dengan bantuan dua jari. Sekarang orang bilang saya
banyak senyum. Barang kali itu karena otot-otot di sekitar mulut saya menjadi
menetap dalam posisi seperti itu.
Kita dapat
mencoba trik dua jari itu kapan saja, terutama bermanfaat ketika kita merasa
sakit, bosan atau tertekan. Tertawa telah terbukti bisa melepaskan hormone endofrin
ke dalam aliran darah kita, yang dapat memperkuat system kekebalan tubuh kita
dan membuat kita merasas bahagia.
Hal itu
akan membantu kita melihat 998 batu bagus di dalam tembok kita, bukan hanya dua
bata jelek. Dan tertawa membuat kita terlihat rupawan.
Sumber
: Menciptakan Kebahagia, Ajahn Brahm.