Kamis, 05 September 2013

SENYUM DUA JARI

Pujian dapat menhemat uang kita, mempererat hubungan dan menciptakan kebahagiaan. Kita perlu lebih sering menaburnya ke sekitar kita.

Orang yang paling sulit untuk kita puja adalah diri kita sendiri. Saya dibesarkan untuk percaya bahwa memuji diri sendiri akan membuat kita menjadi besar kepala. Bukan begitu. Yang benar adalah menjadi besar hati. Memuji kualitas baik dari diri kita sendiri berarti membebaskan hari dengan cara yang positif.
Saat saya masih seorang mahasiswa, guru pertama saya memberikan sebuah nasihat untuk di praktikkan. Awalnya beliau menanyakan apa yang pertama-tama saya lakukan begitu bangun tidur.

“Pergi ke kamar mandi,” kata saya

“Apa ada sebuah cermin di kamar mandimu/” Tanya beliau

“Tentu.”

“Bagus.” Katanya. “Nah, setiap pagi, bahkan sebelum kamu menggosok gigi, saya ingin kamu menatap cermin dan tersenyum kepada dirimu sendiri.”

“Pak!” saya mulai protes. “Saya ini mahasiswa. Kadang-kadang saya tidur sangat larut, dan bangun dengan perasaan kurang enak. Pada pagi-pagi tertenru, bahkan saya ngeri melihat wajah sendiri di cermin, boro-boro tersenyum.”

Beliau terkekeh, menatap mata saya dan berkata, “Jika kamu tidak bisa tersenyum secara alami, kamu dapat memakai dua jarimu, taruh di kedua sidit mulut, dan tekanlah ke atas. Seperti ini “beliau menunjukkan caranya.

Beliau jadi terlihat menggelikan. Saya terkekeh-kekeh melihatnya. Beliau menyuruh saya untuk mencobanya, dan saya menurutinya.

Pada pagi berikutnya, saya menarik turun diri saya dari tempat tidur, melangkah terhuyung-huyung ke kamar mandi. Saya menatap diri saya di cermin. “Arrggghhh!” itu bukan pemandangan yang manis. Sebuah senyum alami tidak bisa muncul. Jadi saya meletakkan dua jari telunjuk di kedua sudut mulut dan menekannya ke atas. Lantas saya melihat seorang mahasiswa muda bodoh menampilkan wajah tolonya di cermin, dan saya tak tahan untuk tak tersenyum. Begitu muncul sebuah senyum alami, saya melihat mahasiswa di cermin tersenyum kepada saya. Saya pun tersenyum lebih lebar lagi, dan orang yang dicermin pun membalas dengan senyum yang lebih lebar juga. Dalam beberapa detik, kami mengakhirinya dengan tertawa bersama-sama.

Saya terus mempraktikkan nasihat itu setiap pagi selama 2 tahun. Setiap pagi, takk peduli bagaimana perasaan saya saat bangun, saya segera tertawa begitu melihat diri saya dicermin, biasanya sih dengan bantuan dua jari. Sekarang orang bilang saya banyak senyum. Barang kali itu karena otot-otot di sekitar mulut saya menjadi menetap dalam posisi seperti itu.

Kita dapat mencoba trik dua jari itu kapan saja, terutama bermanfaat ketika kita merasa sakit, bosan atau tertekan. Tertawa telah terbukti bisa melepaskan hormone endofrin ke dalam aliran darah kita, yang dapat memperkuat system kekebalan tubuh kita dan membuat kita merasas bahagia.


Hal itu akan membantu kita melihat 998 batu bagus di dalam tembok kita, bukan hanya dua bata jelek. Dan tertawa membuat kita terlihat rupawan.


Sumber : Menciptakan Kebahagia, Ajahn Brahm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar