Air cair
yang diterima pada permukaan bumi akhirnya, jika permukaannya tidak kedap air,
dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya gerak gravitasi dan kapiler dalam
suatu aliran yang disebut infiltrasi. Konsep infiltrasi ini relatif baru, namun
banyak kemajuan di dalam pengertian dan penentuannya yang telah dicapai pada
tahun-tahun tertentu. Laju infiltrasi aktual (fac) adalah laju air berpenetrasi ke permukaan tanah pada setiap
waktu dengan gaya-gaya kombinasi gravitasi, viskositas dan kapilaritas. Laju
maksimum presipitasi dapat diserap oleh tanah pada kondisi tertentu disebut
kapasitas infiltrasi, fc. Untuk
suatu intensitas curah hujan, i. Proses
masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah dan turun ke permukaan air
tanah disebut infiltrasi. Air yang menginfiltrasi itu pertama-tama diabsorbsi
untuk meningkatkan kelembaban tanah, sebaliknya akan turun ke permukaan air
tanah dan mengalir ke samping.
Dalam
beberapa hal tertentu, infiltrasi itu berubah-ubah sesuai dengan intensitas
curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan
berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi maximum setiap tanah
bersangkutan. Kecepatan infiltrasi yang berubah-ubah sesuai dengan variasi
intensitas curah hujan umumnya disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi maximum
yang terjadi pada suatu kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi (f). Kapasitas infiltrasi itu adalah
berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah,
tumbuhan-tumbuhan, suhu dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan,
infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang
terdapat dalam tanah.
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
a. Proses Limpasan
Daya
infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah.
Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau
mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya
infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi
menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit
puncaknya juga akan lebih kecil.
b. Pengisian Lengas
Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian
lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman
menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah
sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan
air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar,
pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler
air tanah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi infiltrasi:
1. Karakteristik-karakteristik
hujan (hubungan i dan fc)
2. Kondisi-kondisi
permukaan tanah
a. Tetesan hujan, hewan
maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
b. Pencucian partikel yang
halus dapat menyumbat pori permukaan tanah dan mengurangi laju infiltrasi
c. Laju infiltrasi awal
(fo) dapat ditingkatkan dengan menaikkan jeluk detensi permukaan (Da)
d. Kapasitas infiltrasi
ditingkatkan dengan celah matahari
e. Kemiringan tanah secara
tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi
f.
Pembekuan
permukaan tanah mengurangi kapasitas infiltrasi selama tahapan awal hujan
berikutnya
g. Penggolongan tanah
dapat meningkatkan (dengan terasering, pembajakan kontur, dan lain-lain) atau
menurunkan (pengolahan permukaan vegetasi kapasitas infiltrasi karena kenaikan
atau penurunan cadangan permukaan.
3. Kondisi-kondisi
penutup permukaan
a. Penutup vegetasi
(karena terhambatnya aliran permukaan dan berkurangnya pemadatan tetesan hujan)
meningkatkan infiltrasi. Kerapatan dan tipe vegetasi juga penting dalam mengendalikan infiltrasi.
a. Dengan melindungi tanah
dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari
penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi.
b. Salju mempengaruhi
infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
c. Urbanisasi (bangunan,
jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi kapasitas infiltrasi.
4. Transmisibilitas
tanah
a. Banyaknya pori yang
besar (yang dilalui air hanya dengan gaya gravitasi), yang menentukan sebagian
dari struktur tanah, merupakan salah satu faktor yang penting yang mengatur
laju transmisi air yang menurun melalui tanah. Kemantapan sruktural (batas
agihan ukuran pori dapat berubah dengan beragamnya konsidi air), faktor-faktor
biotik (hewan, pembusukan akar, dan lain-lain, menyebabkan terciptanya
saluran-saluran dalam tanah), dan sifat penampang tanah merupakan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi pori yang besar (porositas non kapiler), dan tentu saja
transmisibilitas tanah.
b. Infiltrasi beragam
secara terbalik dengan lengas tanah. Hal ini terjadi dalam 3 cara, yaitu:
1) kandungan air yang
meningkat mengisi ruang pori dan mengurangi kapasitas tanah untuk infiltrasi
air selanjutnya,
2) bila hujan membasahi
permukaan suatu tanah yang kering, gaya kapiler yang kuat diciptakan yang
cenderung untuk menarik air ke dalam tanah dengan laju yang jauh lebih tinggi
dibandingkan laju yang dihasilkan dari gaya gravitasi saja dan
3) meningkatnya air tanah
menyebabkan pengembangan koloid dan mengurangi ruang pori.
5. Karakteristik-karakteristik
air yang berinfiltrasi
a. Suhu air mempunyai
beberapa pengaruh, tetapi penyebaran dan sifatnya belum pasti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada
bulan-bulan musim panas kapasitas
infiltrasi lebih tinggi. Namun ini tentu disebabkan oleh sejumlah faktor
dan tentunya bukan suhu saja.
b. Kualitas air merupakan
faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Liat halus pada partikel debu yang
dibawa dengan air ketika infiltrasi ke bawah dapat menghambat ruang pori yang
lebih kecil. Kandungan garam dapur air mempengaruhi viskositas air dan laju
pengembangan koloid.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :
- Dalamnya genangan
di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
- Kadar air dalam
tanah
- Pemampatan oleh
curah hujan
- Tumbuh-tumbuhan
- Karakteristik
hujan
- Kondisi-kondisi
permukaan tanah
Adapun rumus untuk menghitung infiltrasi adalah:
1.Kostiakov (1932 dan
Lewis (1937)
F
= atn
Di mana:
F =
infiltrasi (mm) massa (kumulatif)
t = waktu
(jam)
a, n =
konstanta. Harga harga ini dinilai dari persamaan garislurus yang
disesuaikam dengan plot F dengan log t.
2.Horton (1939)
(fc-fa)
= (fo-fa)e-kt fc³i
k = konstan
Karakteristik
infiltrasi bervariasi secara ruang pada suatu aliran sungai. Karena itu, harga
konstanta yang tetap ini yang meliputi semua tipe kondisi tanah pada kawasan
tersebut adalah tidak praktis. Penentuan laju-laju infiltrasi:
1. Infiltrometer
Infiltrometer
merupakan suatu tabung baja silindris pendek, berdiameter besar (atau suatu
batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Infiltrometer
cicin konsentrik yang merupakan tipe biasa, terdiri dari 2 cincin konsentrik
yang ditekan ke dalam permukaan tanah. Kedua cicin tersebut digenangi (karena
itu disebut infiltrometer tipe genangan) secara terus-menerus untuk
mempertahankan tinggi konstan (jeluk air). Masing-masing penambahan air untuk
mempertahankan tinggi yang konstan ini hanya diukur (waktu dan jumlah) pada
cincin bagian dalam. Cincin bagian luar digunakan untuk mengurangi pengaruh
batas dari tanah sekitarnya yang lebih kering. Kalau tidak, air yang
berinfiltrasi juga dapat menyebar secara lateral di bawah permukaan tanah. Pada
infiltrometer cincin tunggal pengaruh batas adalah lebih penting untuk
cincin-cincin dengan diameter yang lebih kecil. Dengan menggunakan
infiltrometer tabung juga dapat mencegah aliran lateral, sehingga gerakan air
terhambat pada kolom tanah dalam tabung. Namun, air dapat berinfiltrasi lebih
cepat pada dinding bagian dalam tabung dibandingkan pada tanah yang dibatasi di
dalam tabung. Infiltrometer hanya dapat memberikan angka bandingan yang berbeda
(harga lebih tinggi) dari infiltrasi yang sebenarnya. Lagi pula, masukan yang
digunakan tidak menggambarkan agihan hujan (waktu dan ruang) yang sebenarnya.
Dengan menggunakan petak lapangan terisolasi, kapasitas infiltrasi ditentukan
oleh jumlah air yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi yang tetap.
Dibandingkan dengan infiltometer tipe cincin, petak bidang terisolasi
(kenyataaannya infiltrometer yang besar) mempunyai pengaruh batas yang kurang
nyata, namun masih belum menggambarkan realitas. Angka yang diperoleh sekali
lagi merupakan angka-angka pembanding.
2. Lisimeter
Untuk
penentuan kapasitas infiltrasi, hanya lisimeter tipe timbangan dapat
dipergunakan. Baik hujan buatan (irigasi) dengan suatu jeluk yang konstan
maupun hujan alami digunakan.
3. Simulator curah
hujan
Dengan
menggunakan petak lapangan terisolasi, kondisi curah hujan disimulasikan dengan
hujan buatan. Hujan buatan ini juga disebut infiltrometer irigasi semprotan.
Ukuran dan bentuk sangat beragam. Infiltrometer tipe F yang sering
dipergunakan, mempunyai 2 baris penyemprot yang menyemprot air di ats petak
berukuran 6 x 12 kaki (sekitar 1,9 x 3,7 m). Ukuran tetesan dan ketinggian
jatuh dapat dikendalikan. Infiltrasi dideduksi dari analisis curah hujan dan
limpasan permukaan.
Hujan
simulasi yang dikenakan pada petak lapangan (percobaan yang sama dapat juga
dimanipulasikan di laboratorium) pada intensitas i mm/jam dihentikan pada waktu
tf. Hidrograf limpasan yang
dihasilkan akan mempunyai cabang naik (selama hujan) dan suatu cabang menurun
(setelah berhentinya hujan). Jumlah (i-q)
pada setiap waktu antara nol dan te
menunjukkan kehilangan dan sama sengan jumlah infiltrasi (F), cadangan depresi permukaan (Sd) dan cadangan detensi (Da).
fa ditentukan bila perbedaan (i-q) tetap konstan. Selama operasi,
limpasan permukaan dan intensitas hujan diukur secara terpisah.
TAIIIII GAK BISA DI DONWLOAD MAH TAI
BalasHapushahahaha
Hapus
BalasHapusjudi online yang bertingkat International, valid dan terpercaya hanya dijudi kartu online pulsa